Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Responsive Ad

PT Pertamina (Persero) menegaskan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU Pertamina tidak naik.

"Harga BBM Pertamina masih tetap dan belum ada rencana penyesuaian harga," ungkap Vice President Corporate Communication  PT Perta...



"Harga BBM Pertamina masih tetap dan belum ada rencana penyesuaian harga," ungkap Vice President Corporate Communication  PT Pertamina (Persero) Adiatma Sardjito seperti dikutip Antara, Kamis (6/9).

1. PT Pertamina terus memantau kondisi nilai tukar rupiah

Sebagai salah satu badan usaha hilir migas, kata Adiatma, PT Pertamina (Persero) akan terus memantau kondisi nilai tukar rupiah. Hal itu dilakukan agar PT Pertamina (Persero) tetap mampu menjaga penyediaan dan melayani kebutuhan BBM di masyarakat.

Selaku BUMN, PT Pertamina (Persero) akan melaporkan setiap perubahan harga BBM kepada pemerintah melalui Menteri ESDM, sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 34/2018 tentang perhitungan harga jual eceran BBM.

2. Pertamina patuh pada peraturan pemerintah

"Pertamina patuh pada aturan pemerintah bahwa setiap penyesuaian harga harus dilaporkan dahulu," jelas Adiatma.

Sebelumnya, beredar informasi di beberapa media sosial bahwa akan ada kenaikan BBM. Disebut-sebut, premium akan menjadi Rp9.500, pertalite Rp11 ribu, dan pertamax Rp14 ribu, namun PT Pertamina (Persero) menegaskan belum ada rencana perubahan harga.

3. Pemerintah tak akan menaikkan BBM dalam waktu dekat

Sementara, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan juga menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menaikkan harga BBM dalam waktu dekat.

"BBM naik? Gini, pemerintah tidak merencanakan harga BBM naik dalam waktu dekat. Ya, jelas ya," kata Jonan di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (4/9).

Jawaban Jonan tersebut menanggapi wacana bahwa muncul spekulasi untuk menaikkan harga BBM atas kekhawatiran terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Informasi tersebut berdasar pada Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ditutup melanjutkan pelemahan di tengah kekhawatiran investor terhadap fluktuasi rupiah.

IHSG ditutup melemah 62,27 poin atau 1,04 persen menjadi 5.905,30. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 9,84 poin atau 1,05 persen menjadi 931,65.

4. Kenaikan BBM dinilai dapat menurunkan defisit transaksi berjalan

Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan, sentimen negatif eksternal yang memicu depresiasi nilai tukar rupiah berimbas negatif ke pasar saham.

"Pergerakan mata uang yang cenderung melemah membuat investor di pasar modal khawatir dapat berdampak pada fundamental ekonomi," ujarnya.

Kendati demikian, ia mengatakan bahwa salah satu strategi pemerintah dalam menjaga fluktuasi rupiah ke depannya dengan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM), diharapkan dapat menahan tekanan mata uang domestik ke depannya.

"Kemungkinan kebijakan kenaikan BBM akan mendapat apresiasi dari investor sehingga terbuka potensi pembalikan arah IHSG ke area positif," katanya.

Ia menambahkan, kebijakan kenaikan bahan bakar minyak juga dapat menurunkan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD), yang akhirnya dapat mendorong nilai tukar rupiah terapresiasi terhadap dolar AS.

Mau tau banyak tentang public speaking ? klik disini
Sumber ; idntimes

Reponsive Ads