Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Responsive Ad

Presiden APKLI, Ali Mahsun: Pemimpin Itu Memiliki Sebuah Kewenangan Namun Tidak Boleh Sewenang-Wenang

Warta24-- Dilansir dari Akun Facebook Pemuda Bumi Putera Nusantara (PBPN), Presiden Asosiasi Pedagang Kaki Lima (APKLI), Ali Mashun dalam...


Warta24-- Dilansir dari Akun Facebook Pemuda Bumi Putera Nusantara (PBPN), Presiden Asosiasi Pedagang Kaki Lima (APKLI), Ali Mashun dalam pembukaan  pidato kebangsaan bertajuk “Peta jalan Indonesia 1945-2080, kotak Pandora, Keadilan dan Adidaya- Sapu Jagat Nusantara” mengajak kepada seluruh elemen yang hadir untuk selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jakrta, (24/01)

“Marilah kita selalu mensyukuri anugerah Tuhan yang Maha Kuasa, Allah Swt., hanya atas kehendak dan ridho-Nya lah pada siang berbahagia ini, ditempat yang sangat bersejarah, tempat dimana para pemuda Indonesia memutuskan Soekarno harus diculik untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, Gedung Joeang 45 Jakarta, Kamis, 24 Januari 2019 kita semuanya hadir ditempat ini, tentunya segenap rakyat dan bangsa Indonesia dimana pun berada memiliki harapan dan tujuan yang sama. Pada hari ini kita ingin menyampaikan kepada seluruh pemangku republik, baik pemerintah mau pun lembaga non pemerintah, baik swasta nasional mau pun swasta asing yang ada di Indonesia bahwa Indonesia merupakan sebuah negara bangsa yang besar, sangat kaya raya, dan memiliki peran strategis dalam kancah kehidupan dunia sejak nenek moyang leluhur kita” Ujar Ali, Jakarta (24/01).


"Melalui Sejarah, Ia juga mengajak kepada segenap elemen yang hadi untuk mengingat bahwa setinggi tingginya kekuasaan tetap masih ada hukum yang maha kuasa yang membatasi.
Pertama, saya ingin menyampaikan apa yang diwasiatkan Raden Wijaya, Pendiri dan Raja Majapahit yang pertama kepada putranya Jayanegara sebelum beliau wafat. Raja itu, Presiden itu, Pemimpin itu memiliki semua kewenangan namun tidak boleh sewenang-wenang. Karena masih ada yang membatasi, yaitu hukum Sang Maha Agung Yang Maha Kuasa yang tidak bisa disiasati, juga tidak bisa dibohongi. Karena tidak akan pernah ada Raja, tidak akan pernah ada Presiden, tidak akan pernah ada Pemimpin tanpa keberadaan rakyat dan bumi alam semesta yang dipimpin seorang Raja atau Presiden. Kedua, Pemimpin itu seharusnya menjadi suritauladan, menjadi contoh bagi yang dipimpin. Pemimpin itu harus ada digarda depan ketika rakyat dan bumi yang dipimpin menghadapi sebuah persoalan yang sangat yang berat dan kompleks. Bukan sebaliknya, berfoya-foya di atas kesengsaraan dan penderitaan rakyat dan bumi alam semesta. Ada satu hal yang harus kita garis bawahi. Salah satu akar yang menyebabkan manusia mampu bertahan dimuka bumi, apa pun kondisinya, bagaimana pun situasinya, yaitu optimisme. Manusia atau suatu bangsa yang tidak memiliki optimisme maka bangsa itu terancam akan punah dari muka bumi yang kita cintai bersama.” Ujar Ali, Jakarta, (24/01). 

Namun Ali juga menyampaikan bahwa acara yang di gelar oleh APKLI tidak memiliki unsur politik yang mendukung salah satu paslon pada Pilpres 2019, ia menegaskan acara ini untuk membangun optimisme khusunya untuk Pedagang Kaki Lima (PKL) atau Pelaku Ekonomi Rakyat Kecil (PERK)
“ Peta Jalan Indonesia hingga 2080 ini kita sampaikan, tidak ada tujuan dan maksud yang lain kecuali, ingin membangun dan membangkitkan optimisme, memberikan sebuah harapan hidup agar rakyat dan bangsa kita tetap semangat bekerja dan berjualan untuk menafkahi keluarga dan mensekolahkan anak-anak generasi penerus bangsa kita ditengah ketidakpastian hari ini dampak dinamika perkembangan politik dan demokrasi di negeri ini. Atas hal tersebut, Pidato Kebangsaan ini harus saya sampaikan. Jikalau ada yang tersinggung atau sakit hati saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.”


Ali melanjutkan pidato kebangsaannya dengan menyebutkan peta jalan dari pertama yang di pimpin oleh Ir. Soekarno sampai peta jelan yang akan di hadapi baik di saat ini maupun pada kepemimpinan selanjutnya.


agar rakyat dan bangsa kita tetap semangat bekerja dan berjualan untuk menafkahi keluarga dan mensekolahkan anak-anak generasi penerus bangsa kita ditengah ketidakpastian hari ini dampak dinamika perkembangan politik dan demokrasi di negeri ini. Atas hal tersebut, Pidato Kebangsaan ini harus saya sampaikan. Jikalau ada yang tersinggung atau sakit hati saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.” Tegas Ali, Jakarta (24/01). 

Ali melanjutkan pidato kebangsaannya dengan menyebutkan peta jalan dari pertama yang di pimpin oleh Ir. Soekarno sampai peta jelan yang akan di hadapi baik di saat ini maupun pada kepemimpinan selanjutnya.

#2019BeasiswaFull yu raih kesempatanmu disini! more info

Penulis : Yani Suryani
Gambar : Facebook PBPN
Sumber : Yasri


Reponsive Ads