Warta24-- Adi Prayitno, Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyarankan kepada Pasangan Capres-Cawapres Nomor AUrut 01 dan...
Warta24--Adi Prayitno, Pengamat
Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyarankan kepada Pasangan
Capres-Cawapres Nomor AUrut 01 dan nomor 02 agar tampil orsinil pada debat
kedua Capres 2019 mendatang. Ia mengatakan, kedua calon diharapkan saling
berdebat tanpa khawatir dengan dampak elektabilitasnya. Sehingga debat kedua
akan lebih menarik dan berisi daripada debat yang pertama.
“Di debat kedua Jokowi dan Pak
Prabowo harus tampil orisinil saja. Jokowi apa adanya sampaikan visi
misinya, kalau mau nyerang ya nyerang saja nggak perlu
sungkan. Nggak perlu takut karena elektabilitas. Begitupun
Prabowo,” ujar Adi saat dihubungi, Sabtu (2/2).
Ia juga menilai, Jokowi dan Prabowo harus tampil orsinil tanpa takut
elektabilotasnya menurun seperti pada debat pertama. Terutama Capres nomor urut
02, Prabowo Subianto yang tidak menampilkan karakter sesungguhnya. Ia menilai
Prabowo justru tampil lebih tenang.
“Keliatan sekali dia (Prabowo) terlalu menahan diri banget, ketika
dia ditanya tentang caleg eks koruptor di Gerindra, ketika moderator bilang
tidak boleh nanggapin. Keliatan banget dia joget-joget. Itu
ekspresi kemarahan yang terpendam sebetulnya," jelasnya.
Disamping itu, menurutnya. Menilai debat pertama tidak terlalu memuaskan
masyarakat, terutama yang belum menentukan pilihannya, hal itu jelas terlalu
terburu-buru jika peningkatan elektabilitas hanya dilihat dari debat pertama
.
“Kalau ukurannya debat saya kira terlampau buru-buru ya, apalagi debat
pertama ini dilihat agak sedikit hambar, normatif dan kurang greget,” kata Adi.
Selain itu, sebelumnya, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survey
terbaru pasca debat pertama Pilpres pada 17 Januari lalu. Hasilnaya, baik
pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 01 ataupun nomor urut 02 tidak berubah
secara segnifikan.
Yu dapatkan Full Beasiswa di kampus terbaik! cek disini
Penulis : Muhammad Wajih. R
Gambar : MedanTribun.Com
Sumber : Republika