Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Responsive Ad

PSMS Medan: Legenda Perserikatan, Edy Rahmayadi, Dasar Klasemen

PSMS Medan di dasar klasemen Liga 1, yaitu menempati urutan ke-18 dengan meraih nilai 20 dari 22 pertandingan. Masih ada 12 pertandingan seh...



PSMS Medan di dasar klasemen Liga 1, yaitu menempati urutan ke-18 dengan meraih nilai 20 dari 22 pertandingan. Masih ada 12 pertandingan sehingga PSMS masih berpeluang keluar dari zona degradasi dari divisi tertinggi dalam struktur kompetisi sepak bola di Indonesia itu.

Setelah kegairahan pecinta sepak bola Indonesia bangkit lagi melihat perjuangan tim nasional Indonesia U-23 yang diperkuat tiga pemain senior asuhan pelatih asal Spanyol, Luis Milla, di Asian Games 2018, terpuruknya PSMS di urutan terbawah Liga 1 adalah sebuah ironi.

Meski, ironi PSMS ini memang sudah berlangsung sejak lama. Zaman dulu, gairah persepakbolaan Indonesia yang bermuara dengan grand final kompetisi Perserikatan PSSI di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, antara lain disulut dari kehadiran tim berjuluk Ayam Kinantan ini.

Setelah melewati era Galatama, Liga Indonesia, dan kini Liga 1, kegairahan dan napas kehidupan sepak bola PSMS ini seperti kembang-kempis; belum ada lagi cerita hasrat yang meluap di Stadion Teladan; di Stadion Kebun Bunga.

Adalah Edy Rahmayadi, yang baru saja dilantik menjadi Gubernur Sumatera Utara pada 2018 ini, yang pernah membangkitkan kegairahan PSMS ini.

Ketika menjadi Panglima Komando Daerah Militer 1/Bukit Barisan 2015, Edy disebut-sebut berperan penting dalam usaha merevitalisasi PSMS sehingga akhirnya mampu meraih peringkat kedua Liga 2 dan meraih promosi ke Liga 1 2018.

Edy lantas terpilih menjadi Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) 2016-2020. Jabatan induk organisasi cabang olahraga paling populer di Indonesia ingin dipertahankan Edy ketika ia sudah menjadi Gubernur Sumatera Utara.

Purnawirawan Letnan Jenderal TNI Angkatan Darat itu tentu saja tak bisa hanya memperhatikan PSMS karena kapasitasnya sebagai Ketua Umum PSSI. Hanya, mestinya kehadiran Edy "di depan mata" mereka bisa menjadi pemicu motivasi mereka sekarang.

Tapi, bahwa PSMS yang dulu berperan besar dalam menggelorakan persepakbolaan Indonesia itu kini berada di zona degradasi cukup memprihatinkan.

Bila melihat sepak terjang mereka yang legendaris pada era Perserikatan dan melahirkan banyak pemain yang legendaris pula –seperti kiper Ronny Pasla, Nobon, Tumsila, Ricky Yakob semasa PSMS Junior-, idealnya perkembangan mereka adalah sebuah grafik yang menanjak dan bukan menukik seperti sekarang.  

Yuk belajar public Speaking, Klik Disini
Sumber : Tempo.co

Reponsive Ads