Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Responsive Ad

Pandangan Islam Terhadap Wafatnya Isa Al-Masih [3]

[Ilustrasi] Warta24— Beberapa ahli tafsir lainnya yang meyakini bahwa Nabi Isa 'alaihis salam belum wafat atau masih hidup mendas...

[Ilustrasi]

Warta24—Beberapa ahli tafsir lainnya yang meyakini bahwa Nabi Isa 'alaihis salam belum wafat atau masih hidup mendasarkan pemahamannya bahwa kata مُتَوَفِّيكَ pada Surat Ali Imran ayat 55 tidak bermakna leksikal “mewafatkan engkau” tetapi bermakna kontekstual, yakni “menidurkan engkau”, sebagaimana dijelaskan Ibnu Katsir bahwa yang dimaksud dengan اَلْوَفَاةُ “wafat” terkait Nabi Isa 'alaihis salam adalah اَلنَّوْمُ yang artinya “tidur”. (Lihat Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an al-‘Adhim, Bairut, Dar Ibn Hazm, 2000, hal. 368).

Pemaknaan kontekstual seperti itu berimplikasi bahwa Nabi Isa 'alaihis salam belum wafat atau masih hidup baik secara fisk maupun non-fisik karena mereka meyakini Allah mengambil ruh dan jasad Nabi Isa secara bersama sama untuk diangkat ke langit dalam keadaan tidur. 

Implikasi berikutnya adalah mereka memahami bahwa Nabi Isa akan turun ke bumi dengan  jasad dan ruhnya di masa depan berdasarkan hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. 

Para ahli tafsir yang memilih pemaknaan seperti ini selain Ibnu Katsir, adalah Al Baidhawi, Syaikh Thanthawi, Ibnu Taimiyah, dan lain sebagainya. 

Meskipun terdapat dua kubu ahli tafsir yang berbeda pendapat tentang sudah wafatnya Nabi Isa 'alaihis salam, namun sebagian besar umat Islam sepakat bahwa Nabi Isa 'alaihis salam masih hidup sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Athiyah dalam kitab tafsirnya Al-Muharrar Al-Wajiz sebagai berikut: 

وَأَجْمَعَتِ الْأُمَّةُعَلَى مَا تَضَمَّنَهُ الْحَدِيثُ الْمُتَوَاتِرُمِنْ: «أَنَّ عِيسَى فِي السَّمَاءِ حَيٌّ،وَأَنَّهُ يَنْزِلُ فِي آخِرِالزَّمَانِ، فَيَقْتُلُ الْخِنْزِيرَ، وَيَكْسِرُالصَّلِيبَ، وَيَقْتُلُ الدَّجَّالَ، وَيَفِيضُ الْعَدْلُ، وَتَظْهَرُ بِهِ الْمِلَّةُ، مِلَّةُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَيَحُجُّ الْبَيْتَ، وَيَعْتَمِرُ، وَيَبْقَى فِي الْأَرْضِ أَرْبَعًا وَعِشْرِينَ سَنَةً» وَقِيلَ: أَرْبَعِينَ سَنَةً ثُمَّ يُمِيْتُهُ اللهُ تَعَالَى

Artinya : “Umat Islam sepakat untuk meyakinkan kandungan hadis yang mutawatir bahwa Nabi Isa hidup di langit. Beliau akan turun di akhir zaman, membunuh babi, mematahkan salib, membunuh Dajjal, menegakkan keadilan, agama Nabi Muhammad menjadi menang bersama beliau, Nabi Isa juga berhaji dan umrah, dan menetap di bumi selama dua puluh empat. Ada juga yang menyakan 40 tahun dan kemudian Allah mewafatkannya.” (lihat Ibnu Athiyyah, al-Muharrar al-Wajiz, Beirut, Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2001, Juz I, hal. 444). 

Menyikapi khilafiyah di bidang keyakinan sebagaimana diuraikan di atas, umat Islam tidak perlu berkecil hati ataupun mengkhawatirkan sesuatu sebab masalah ini bukanlah masalah keimanan yang bersifat fundamental, melainkan lebih merupakan perbedaan biasa karena secara umum merupakan perbedaan budaya. 

Masing-masing umat Islam baik yang percaya maupun tidak percaya bahwa Nabi Isa alaihis salam masih hidup tidak berisiko menanggung apa pun sebab persoalan ini bukan masalah qath’i.

Hari gini masih pusing biaya kuliah mahal? Yu raih kesempatan beasiswa disini


Penulis: Fatih

Gambar : Massabil

Sumber : NU Online

Reponsive Ads